“”
Artinya,
“Kaya tanpa harta"
"Sakti tanpa ilmu kanuragan"
"Datang kepada musuh Tanpa Pasukan"
"Menang tanpa merendahkan."
Demikianlah kata-kata mutiara yang tertera pada makam R.M.P. Sosrokartono
di Sidhomukti Kudus.
(R.M.P. Sosrokartono adalah kakak dari RA. Kartini)
* SUGIH TANPA BANDHA *
~ kaya tanpa harta ~
Ajaran R.M.P. Sosrokartono ini bukan mengajak orang-orang Indonesia menjadi orang yang melarat, miskin, tak punya harta,
Namun nilai spiritual dari ajaran beliau ini adalah untuk memiliki jiwa yg bermental besar meski tidak memiliki harta dunia,
(bukan juga berarti sombong)
Karena sesungguhnya orang kaya itu bukanlah karena banyak harta bendanya, melainkan orang kaya itu adalah orang yang kaya hatinya, yang kaya mentalnya.
Bisa jadi si miskin akan tetap jadi miskin atau malah makin miskin karena bermental miskin.
Dan sebaliknya Meskipun tak berharta, tapi jika sudah merasa cukup dengan apa yang ada, bersyukur atas apa yg di dapatkan di dunia ini, maka dialah sesungguhnya orang kaya itu.
Namun, meskipun banyak harta, tapi masih menginginkan ini dan itu, tanpa merasa cukup maka dia itu bukanlah orang kaya, karena masih fakir (butuh) dan selalu merasa belum tercukupi.
* DIGDAYA TANPA ADJI *
~ sakti tanpa ilmu kanuragan ~
“Ajinipun inggih boten sanes namung aji tekad; ilmunipun ilmu pasrah; rapalipun adilipun Gusti”
Artinya,
“Ajiannya tidak lain hanyalah ajian tekad, ilmunya ilmu pasrah, manteranya keadilan Tuhan.
Rumusan beliau (R.M.P. Sosrokartono)
“Digdaya tanpa Aji” ada pada tiga tahapan, yaitu :
1. Tekad
Tekad adalah sifat yang merujuk pada semangat dan keberanian diri dalam menghadapi segala masalah (seperti rekayasa hidup, fitnah dan bujukan dunia)
Tekad ada karena ada niat, sementara segala sesuatu itu tergantung pada niatnya.
Jika niatnya itu baik, maka baiklah jadinya.
dan dengan tekad manusia dapat menyelesaikan tugas-tugasnya.
Tekad bukan berarti spekulasi miring, tapi lebih mengarah pada sikap tidak takut pada apapun dan siapapun, sehingga hasil yang dicapaipun menjadi maksimal. Tekad dapat dijadikan senjata, yakni senjata psikis dalam menghadapi setiap masalah.
Oleh karena itu tekad dapat dijadikan ajian, azimat pamungkas dalam segala urusan.
Untuk mendapatkan “aji tekad” tidak perlu melakukan laku (tirakat), tidak pula belajar ilmu kanuragan dahulu, tetapi “aji tekad” dapat diperoleh dengan kemantapan hati, dengan menanam keberanian, kepasrahan, keadilan dan niat yang baik dalam diri.
2. Pasrah
Ilmu pasrah dapat juga disebut ilmu tawakal.
Memasrahkan diri sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa.
Ilmu tawakal ini bisa diperoleh dengan menanamkan pemahaman dalam diri bahwa tak ada kuasa dan daya dari manusia selain atas ijin dari sang maha kuasa dan maha daya, yaitu Tuhan Yang Maha Agung.
Hidup dan mati itu urusan Tuhan,
sukses dan gagal atas kehendak Tuhan.
Intinya, menyerahkan permasalahan hidup ini kepada Tuhan, karena Dialah sebaik-baiknya penolong. Pasrahkan jiwa dan raga hanya kepada-Nya;
3. Keadilan
Keadilan disini adalah lafal, kata/tanda yang disandarkan kepada Tuhan.
"TUHAN MAHA ADIL"
keadilan adalah puncak dari kebaikan.
Ketika manusia tak dapat berbuat adil, maka Tuhanlah yang akan memberikan keadilan.
Keadilan Tuhan ini sangat menakutkan, karena Yang Maha Adil itu takkan memandang siapa yang akan diadili, sehingga keadilan benar-benar ditegakkan.
Ketika keadilan-Nya telah berbicara, maka kebenaranlah yang ada.
Ketika keadilan Tuhan telah menjadi ucapan seseorang dalam denyut kehidupannya, maka kebenaran dan kebaikanlah yang diperolehnya.
-Sopo nandur bakal ngunduh-
-Sopo nyilih bakal mbalekake-
-Sopo utang bakale nyaur-
“Tanpa aji, tanpa ilmu, kula boten gadhah ajrih, sebab payung kula Gusti kula, tameng kula inggih Gusti kula.”
Artinya,
“Tanpa ajian, tanpa ilmu (kanuragan), saya tidak takut, sebab payung atau pelindung saya adalah Tuhan dan perisai saya juga hanya Tuhan.”
* NGALURUG TANPA BALA *
"Datang kepada musuh Tanpa Pasukan"
adalah perlu keberanian untk melakukanya,
Dan keberanian itu datang dari keyakinan akan dirinya sendiri,
Keberanian akan hal ini dari tiadanya rasa takut, karena yg dibawa adalah cinta kasih,
Dengan bekal welas asih dan keberanian yang suci, maka tak ada yang tak dapat dihancurkan,
Kasih sayang dapat melunakkan musuh, dapat menolong, dapat dijadikan pelindung, dan dengan tekad asih, kita tidak akan merasa takut terhadap siapapun dan apapun.
Yakinlah bahwa orang yang berjalan dengan membawa cinta kasih kepada sesama mahluk akan senantiasa mendapatkan pertolongan dan perlindungan Tuhan.
Maka, sangat elegan jika R.M.P. Sosrokartono mencetuskan rumusan
“Ngalurug tanpa Bala”
yang mempunyai muatan ajaran spiritual dalam rangka menebar cinta.
* MENANG TANPO NGASORAKE *
~ menang tanpa merendahkan lawan ~
Dengan cinta orang akan menghargai kita,
Dengan cinta, kawan akan menjadi saudara, saudara akan menjadi lebih erat
Bahkan lawan akan bisa menjadi kawan kita.
Bukankah dengan menjadikan lawan kita menjadi kawan, kita sudah menang menakhlukkanya??
Mereka akan lebih menghargai kita,
Dan begitulah Kita mengalahkan mereka Tanpa mereka merasa di rendahkan.
---ooo000ooo---
NB: tidak ada tujuan lain dari tulisan ini, kecuali mengajak pembaca untuk menjadi pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur