MARI JAGA IKS.PI


"rumangsa melu handarbeni, wajib melu hangrungkepi"

(jika kita merasa ikut memiliki, maka wajiblah bagi kita untuk ikut menjaga)

IKS.PI KERA SAKTI adalah wadah bagi kita untuk bersatu dalam ikatan kekeluargaan.

jika kita merasa ikut memiliki IKS.PI KERA SAKTI, maka wajiblah bagi kita untuk ikut menjaganya.

memiliki dalam arti
IKS.PI adalah bagian dari KITA,

dengan menjadikan IKS.PI bagian dari kita maka kita wajib menjaganya.

ibarat organ tubuh yang menjadi bagian dari kita, maka kita tak akan membiarkan organ tubuh kita terluka apalagi rusak, justru sebaliknya yang harus kita lakukan adalah merawat dan menjaganya agar tetap utuh dan berfungsi dengan baik

menjaga IKS.PI bukan berarti harus dengan kekerasan atau kekuatan,
kita bisa lebih menjaga IKS.PI dengan menjaga nama baiknya dengan bersikap sopan santun kepada masyarakat, dan berjiwa besar.
menjaga IKS.PI bisa dengan mengharumkanya dengan prestasi2 yang baik, agar masyarakat bisa menerima IKS.PI dengan baik dimanapun berada, sehingga IKS.PI bisa "ngremboko" (dlm bahasa jawa yang artinya: menyebar luas seperti ubi jalar yang setiap batangnya bisa mempunyai akar dan menjadikan daunya sangat lebat)

dimana kaki berpijak, disitu panji-panji IKS.PI KERA SAKTI akan berkibar

dan ke empat penjuru kita cari saudara, jikalau musuh ada pantang untuk tunduk kepala

Selalu junjung tinggi sikap kesantunan,
salam... JIEN SHO

SUGIH TANPO BONDHO, DIGDAYA TANPO AJI, NGALURUG TANPO BOLO, MENANG TANPO NGASORAKE

“”

Artinya,
“Kaya tanpa harta"
"Sakti tanpa ilmu kanuragan"
"Datang kepada musuh Tanpa Pasukan"
"Menang tanpa merendahkan."

Demikianlah kata-kata mutiara yang tertera pada makam R.M.P. Sosrokartono
di Sidhomukti Kudus.

(R.M.P. Sosrokartono adalah kakak dari RA. Kartini)

* SUGIH TANPA BANDHA *
~ kaya tanpa harta ~

Ajaran R.M.P. Sosrokartono ini bukan mengajak orang-orang Indonesia menjadi orang yang melarat, miskin, tak punya harta,
Namun nilai spiritual dari ajaran beliau ini adalah untuk memiliki jiwa yg bermental besar meski tidak memiliki harta dunia,
(bukan juga berarti sombong)

Karena sesungguhnya orang kaya itu bukanlah karena banyak harta bendanya, melainkan orang kaya itu adalah orang yang kaya hatinya, yang kaya mentalnya.

Bisa jadi si miskin akan tetap jadi miskin atau malah makin miskin karena bermental miskin.
Dan sebaliknya Meskipun tak berharta, tapi jika sudah merasa cukup dengan apa yang ada, bersyukur atas apa yg di dapatkan di dunia ini, maka dialah sesungguhnya orang kaya itu.

Namun, meskipun banyak harta, tapi masih menginginkan ini dan itu, tanpa merasa cukup maka dia itu bukanlah orang kaya, karena masih fakir (butuh) dan selalu merasa belum tercukupi.

* DIGDAYA TANPA ADJI *
~ sakti tanpa ilmu kanuragan ~

“Ajinipun inggih boten sanes namung aji tekad; ilmunipun ilmu pasrah; rapalipun adilipun Gusti”

Artinya,
“Ajiannya tidak lain hanyalah ajian tekad, ilmunya ilmu pasrah, manteranya keadilan Tuhan.

Rumusan beliau (R.M.P. Sosrokartono)
“Digdaya tanpa Aji” ada pada tiga tahapan, yaitu :

1. Tekad
Tekad adalah sifat yang merujuk pada semangat dan keberanian diri dalam menghadapi segala masalah (seperti rekayasa hidup, fitnah dan bujukan dunia)
Tekad ada karena ada niat, sementara segala sesuatu itu tergantung pada niatnya.
Jika niatnya itu baik, maka baiklah jadinya.
dan dengan tekad manusia dapat menyelesaikan tugas-tugasnya.

Tekad bukan berarti spekulasi miring, tapi lebih mengarah pada sikap tidak takut pada apapun dan siapapun, sehingga hasil yang dicapaipun menjadi maksimal. Tekad dapat dijadikan senjata, yakni senjata psikis dalam menghadapi setiap masalah.
Oleh karena itu tekad dapat dijadikan ajian, azimat pamungkas dalam segala urusan.
Untuk mendapatkan “aji tekad” tidak perlu melakukan laku (tirakat), tidak pula belajar ilmu kanuragan dahulu, tetapi “aji tekad” dapat diperoleh dengan kemantapan hati, dengan menanam keberanian, kepasrahan, keadilan dan niat yang baik dalam diri.

2. Pasrah
Ilmu pasrah dapat juga disebut ilmu tawakal.
Memasrahkan diri sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa.
Ilmu tawakal ini bisa diperoleh dengan menanamkan pemahaman dalam diri bahwa tak ada kuasa dan daya dari manusia selain atas ijin dari sang maha kuasa dan maha daya, yaitu Tuhan Yang Maha Agung.

Hidup dan mati itu urusan Tuhan,
sukses dan gagal atas kehendak Tuhan.
Intinya, menyerahkan permasalahan hidup ini kepada Tuhan, karena Dialah sebaik-baiknya penolong. Pasrahkan jiwa dan raga hanya kepada-Nya;

3. Keadilan
Keadilan disini adalah lafal, kata/tanda yang disandarkan kepada Tuhan.
"TUHAN MAHA ADIL"
keadilan adalah puncak dari kebaikan.
Ketika manusia tak dapat berbuat adil, maka Tuhanlah yang akan memberikan keadilan.
Keadilan Tuhan ini sangat menakutkan, karena Yang Maha Adil itu takkan memandang siapa yang akan diadili, sehingga keadilan benar-benar ditegakkan.
Ketika keadilan-Nya telah berbicara, maka kebenaranlah yang ada.
Ketika keadilan Tuhan telah menjadi ucapan seseorang dalam denyut kehidupannya, maka kebenaran dan kebaikanlah yang diperolehnya.

-Sopo nandur bakal ngunduh-
-Sopo nyilih bakal mbalekake-
-Sopo utang bakale nyaur-

“Tanpa aji, tanpa ilmu, kula boten gadhah ajrih, sebab payung kula Gusti kula, tameng kula inggih Gusti kula.”
Artinya,
“Tanpa ajian, tanpa ilmu (kanuragan), saya tidak takut, sebab payung atau pelindung saya adalah Tuhan dan perisai saya juga hanya Tuhan.”

* NGALURUG TANPA BALA *

"Datang kepada musuh Tanpa Pasukan"

adalah perlu keberanian untk melakukanya,
Dan keberanian itu datang dari keyakinan akan dirinya sendiri,

Keberanian akan hal ini dari tiadanya rasa takut, karena yg dibawa adalah cinta kasih,
Dengan bekal welas asih dan keberanian yang suci, maka tak ada yang tak dapat dihancurkan,

Kasih sayang dapat melunakkan musuh, dapat menolong, dapat dijadikan pelindung, dan dengan tekad asih, kita tidak akan merasa takut terhadap siapapun dan apapun.

Yakinlah bahwa orang yang berjalan dengan membawa cinta kasih kepada sesama mahluk akan senantiasa mendapatkan pertolongan dan perlindungan Tuhan.

Maka, sangat elegan jika R.M.P. Sosrokartono mencetuskan rumusan
“Ngalurug tanpa Bala”
yang mempunyai muatan ajaran spiritual dalam rangka menebar cinta.

* MENANG TANPO NGASORAKE *
~ menang tanpa merendahkan lawan ~

Dengan cinta orang akan menghargai kita,

Dengan cinta, kawan akan menjadi saudara, saudara akan menjadi lebih erat
Bahkan lawan akan bisa menjadi kawan kita.
Bukankah dengan menjadikan lawan kita menjadi kawan, kita sudah menang menakhlukkanya??
Mereka akan lebih menghargai kita,
Dan begitulah Kita mengalahkan mereka Tanpa mereka merasa di rendahkan.

---ooo000ooo---
NB: tidak ada tujuan lain dari tulisan ini, kecuali mengajak pembaca untuk menjadi pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur

Diamkan Saja

Ada yang bertanya dengan mengirim gambar,
dimana gambar tersebut diambil dari screenshot, ada akun FB orang lain yang menghina perguruan kita tercinta ini.

Dia bertanya,
"jika ada orang yang demikian, bagaimana kita harus bersikap? "
Dan Saya menjawab
"Diamkan saja"

Mengapa saya menjawab "Diamkan saja"

Karena terlalu banyak orang-orang yang tidak suka (iri atau entah kenapa) dan selalu menghina perguruan kita tercinta ini,
dengan berbagai cara mereka menjelek-jelekkanya.
Seperti itu sudah sejak dahulu,
apalagi dgn medsos yang marak seperti sekarang ini...
Orang-orang bisa memposting fikiranya tanpa diketahui siapa orangnya, tentunya itu menjadikan mereka semakin mudah dan senang untuk menghina dan mengolok-olok apapun yang tidak mereka sukai.

Seumpamanya kita tanggapi,
bukankah kita capek sendiri??
Bahkan ketika kita tanggapi mereka justru semakin senang dan semakin bersemangat menjelek2kan/ menghina/ memfitnah perguruan Kita.
Itu artinya kita sudah memakan umpan mereka, dan mereka berhasil memancing kita.

Lalu andaikata kita membalas perlakuan mereka??
Bukankah itu sama saja antara kita dengan mereka??
Tiada bedanya!!
Dan itupun tak menyelesaikan masalah,
malahan bisa memperpanjang dan memperlebar masalah..

Dan menurut saya Yang terbaik adalah "Diamkan saja"
karna justru dengan mereka berbuat begitulah IKS.PI akan semakin berkembang.
karna IKS.PI berjiwa besar, dan warga IKS.PI harus berjiwa besar.

mari kita tunjukkan IKS.PI dengan membesarkan nama baiknya

CINTA

karena Rahmat Tuhanlah kita hidup didunia.

"Untuk menjadi khalifah di bumi"
Mengatur dan menjaga bumi, merawatnya
Bukankah itu berarti kita harus memberikan cinta?

......... namun dalam perjalanan hidup,
interaksi sosial seringkali membuat kita bergesekan atau berbeda pendapat dengan orang lain,
Berselisih faham, bahkan bertentangan.
sebab ego masih mendominasi.
apalagi dengan kita mengkotak kotak kan diri, membuat sekat satu dan yang lainya, mengambil bendera bendera yang belainan, lalu kita kibarkan,  kita belomba lomba meninggikan bendera masing masing.

namun seharusnya semua itu tak membuat kita kehilangan cinta.
perbedaan bukanlah alasan untuk saling bermusuhan.
Welas asih harus menjadi dasar bersosialisasi.

perdamaian menjadi cita-cita banyak orang, 
namun sayangnya orang-orang yang didalam fikiranya menyimpan permusuhan, mereka akan melihat segala sesuatu dari sudut pandang kebencian, meskipun niat dari yang dianggapnya musuh itu baik.

jangan kehilangan cinta, wahai saudaraku...

tugas kita bukanlah untuk mencari cinta, tapi sekedar untuk mencari dan menemukan segala penghalang didalam diri sendiri yang kita bangun untuk menahan cinta itu  [jalalludin rumi]

HASTA BRATA

ajaran HASTA BRATA berisi 8 ajaran perilaku watak alam

dalam pewayangan HASTA BRATA diwejangkan sebagai WAHYU MAKUTHARAMA, yaitu suatu ajaran yang harus diteladani oleh seorang pemimpin.

1. Watak Surya (matahari) diteladani oleh Bhatara Surya
Matahari memancarkan sinar terang sebagai sumber kehidupan yang membuat semua makhluk tumbuh dan berkembang. 
Seorang pemimpin hendaknya mampu menumbuh kembangkan daya hidup rakyatnya untuk membangun bangsa dan negara dengan bekal lahir dan batin untuk dapat tetap berkarya.

2. Watak Candra (Bulan)
diteladani oleh Bhatari Ratih
Bulan memancarkan sinar kegelapan malam. 
Cahaya bulan yang lembut mampu menumbuhkan semangat dan harapan-harapan yang indah. 
Seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan dorongan atau motivasi untuk membangkitkan semangat rakyatnya, dalam suasana suka dan duka.

3. Watak Kartika (Bintang)
diteladani oleh Bhatara Ismoyo
Bintang memancarkan sinar indah kemilau, mempunyai tempat yang tepat di langit hingga dapat menjadi pedoman arah. 
Seorang pemimpin hendaknya menjadi suri teladan (Ing Ngarso Sun Tulodo,Ing Madyo Mbangun Karso, Tutwuri Handayani). 
Tidak ragu lagi menjalankan keputusan yang disepakati, serta tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang akan menyesatkan.

4. Watak Angkasa (Langit)
diteladani oleh Bhatara Indra
Langit itu luas tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. 
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai keluasan batin dan kemampuan mengendalikan diri yang kuat, hingga dengan sabar mampu menampung pendapat rakyatnya yang bermacam-macam.

5. Watak Maruta (Angin) 
diteladani oleh Bhatara Bayu
Angin selalu ada di mana-mana, tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi semua ruang yang kosong. 
Seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya, bisa mengetahui keadaan dan keinginan rakyatnya. 
Mampu memahami dan menyerap aspirasi rakyat.

6. Watak Samudra (Laut atau Air)
diteladani oleh Bhatara Baruna
Laut, betapapun luasnya, senantiasa mempunyai permukaan yang rata dan bersifat sejuk menyegarkan. 
Seorang pemimpin hendaknya menempatkan semua orang pada derajat dan martabat yang sama, sehingga dapat berlaku adil, bijaksana, dan penuh kasihsayang terhadap rakyatnya.

7. Watak Dahana  (Api 
)
diteladani oleh Bhatara Brahma
Api mempunya kemampuan untuk membakar habis dan menghancur leburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. 
Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan harus bisa menegakkan kebenaran dan keadilan secara tegas dan tuntas tanpa pandang bulu.

8. Watak Bumi (Tanah)
diteladani oleh Bhatara Wisnu
Bumi mempunyai sifat kuat dan bermurah hati. 
Selalu memberi hasil kepada siapa pun yang mengolah dan memeliharanya dengantekun. 
Seorang pemimpin hendaknya berwatak sentosa, teguh dan murah hati, senang beramal dan senantiasa berusaha untuk tidak mengecewakan rakyatnya.

---ooo000ooo---
NB: tidak ada tujuan lain dari tulisan ini, kecuali mengajak pembaca untuk menjadi pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur


DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT



falsafah dari perguruan IKS.PI KERA SAKTI ini mengajarkan untuk rendah diri,
agar jangan menyombongkan diri ketika seseorang sampai pada pencapaianya

---ooo000ooo---

tingginya ilmu seseorang itu tergantung dari orangnya sendiri,
sejauh mana orang itu mempelajarinya.

wejangan dari penasehat cabang:
pencapaian ilmu itu seperti mendaki gunung,
sepertinya sudah tinggi namun masih jauh dari puncaknya,
ketika sampai pada puncak, ternyata masih jauh untuk menggapai langit,
pada hakekatnya setinggi apa kita, masih ada yang lebih tinggi, dan setinggi apa kita meraih ilmu, kita ini masihlah kecil dihadapan Allah,

jangan pernah sombong, 
tidak ada orang yang paling ini, paling itu
sesungguhnya semua karna izin Allah
tanpa izin Allah kita tak punya daya dan upaya apapun,

jika Allah tidak menghendaki maka tak akan terjadi.

MEMAYU HAYUNING BAWANA

Pengertian:
* asal kata "AYU" yang bermakna "CANTIK/ BAIK/ INDAH"
* "MEMAYU" (kata kerja) berarti membuat cantik/baik/indah
* "HAYUNING" (kata milik) berarti keindahanya
* "BAWANA" adalah "DUNIA"

secara bebas MEMAYU HAYUNING BAWANA
diartikan: MENJAGA KEBAIKAN DUNIA


Pembagian
BAWANA dibagi menjadi 3 (tiga)

1. BAWANA ALIT (diri pribadi kita)
2. BAWANA AGENG (dunia yang kita tempati)
3. BAWANA LANGGENG (alam yang kekal)

Konsep 
MEMAYU HAYUNING BAWANA sejalan dengan ajaran ISLAM 
dimana setiap diri manusia harus memiliki akhlakul karimah (akhlak yang baik)

konsepnya kurang lebih sbb:

dimulai dari BAWANA ALIT
yaitu sebelum kita menginjak pada cakupan lebih luas 
kita harus mengupayakan kebaikan untuk diri sendiri, 
baru setelah itu mengupayakan kebaikan untuk keluarga,
lebih luas lagi kebaikan untuk masyarakat dan lingkungan sekitar kita.
baik secara material maupun spiritual.

jika setiap pribadi selalu mengupayakan kebaikan untuk dirinya, lalu keluarganya dan lingkungan sekitarnya, 
maka bukan hal mustahil jika dunia ini (BAWANA AGENG) akan menjadi baik/ damai/ indah

---ooo000ooo---
catatan: tidak ada tujuan lain dari tulisan ini, kecuali mengajak pembaca untuk menjadi pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur